Cuap-Cuap #8 : Sensitive . . .




Assalamu'alaikum, 

ohaa guys?

Sudah lama ku tak menulis di blog ini. Ada sih ide terpancar di otak gua ini, tapi lagi-lagi yang membatasi gua untuk melakukan ini adalah “mager” as you know.

Belakangan ini gua ngga asing dengan kata “sensitif”. Satu dua orang yang dekat dengen gua mengatakan hal ini terang-terangan.

“kamu sensitif ya!”

Jleb. Hati dan otak gua seakan berputar-putar mencari makna yang tepat untuk kata ajaib ini. Pusing karena think about it too much, akhirnya gua memutuskan untuk menuangkan didalam bentuk tulisan ini. Oke setelah gua adakan research kecil-kecilan, kali ini gua akan membahas penyebab sensitif itu sendiri, atau ciri-ciri orang sensitif kali ya (btw gua nemu dilapak sebelah, silahkan main kesana ye) 

1.      Mempunyai sedikit teman
Hmm, mari kita bahas. Kalau dipikir sih temen gua mayan lah ya, tapi ada satu hal yang bikin gua uring-uringan, yaitu “orang mendekat ketika ada maunya saja”. I know i know emang begitu adanya. Harusnya gua menerima karena gua pun nggabisa hidup sendirian tanpa orang lain. Jadi ya sosialisasi itu penting. Tapi terkadang otak gua nggabisa diajak kerja sama coy. Maunya mikirin untung mulu. Untung ada hati. Walaupun ia sedang sakit, hiks.

2.      Terlalu banyak mengkhayal.
Banget. Banget. Banget. Ini gua banget dah. Mengkhayal hal hal yang indah bersama (siapa?). ah satu ciri sudah kelihatan di gua. Sok mari kita lihat di ciri selanjutnya

3.      Selalu berpikir negatif.
Namanya orang ye pasti pernah berpikir positif dan negatif. Kalo gua nih ya kadang positif kadang negatif sih. Ho oh berfikir negatif mendominasi cara berfikir gua. Padahal salah. Lanjut.

4.      Terlalu serius.
Kata orang-orang sih iyaa gua orangnya serius bangetttt. Jadinya ga asik diajak (ngapain ya?). Padahal mah ngga. Contohnya ketika gua terlibat disuatu kelompok (gosip) gua palinggg jarang nge-gosip. Karena gua tau itu ghibah. Dan bahasan gua always yang serius mulu. Itu sih kali ya yang bikin orang-orang eneg cerita sama gua. Padahal kalau gua sudah menemukan topik + lawan bicara yang “nyambung” acara ngobrol gua bakalan jadi asik banget kok.

5.      Berpura-pura.
Hmm, gua berpura-pura? Berpura-pura bahagia sih iya menutupi segala kesedihan ini houwoo. Tapi kalau hal yang lain, percayalah gua orangnya paling “flat”. Ngga ada ekspresinya. Apalagi berpura-pura. No way.

6.      Faktor genetik
Bisa jadi sih bisa jadi. Soalnya nyokap juga kadar sensitifnya luar biasa tinggi. 25 karat coy. Lah lu kira emas.

7.      Nonton film.
Dilapak sebelah sih katanya nonton film “tidak bermutu”. Perasaan gua ngga pernah lagi nontonin sinetron, ftv, atau segala jenis cinta cintaan. Kayanya ini ngga deh ya.

8.      Jarang dikritik
Jarang? Hellow gua paling paling paling sering banget dikritik sama orang tua gua yang supe super perfeksionis itu. Ngga pernah seumur hidup gua, gua dipuji sama bonyok. Baik dalam hal akademik, masak, dan lain-lain. Ngga pernah. Paling sering ya dapat kritikan, hujatan, bahkan makian. Lelah dedek.

9.      Kebiasaan stress.
Iyasih, ini kayanya bener banget. Tekanan hidup gua diambang batas menuju kehancuran cuy. Ibaratnya gua mau mengakhiri hidup aja. Cukup sampai disini. Sangkingkan stress berat banget. Ngga ada orang yang support gua, semua menghujat, mencaci, memaki, atau yang paling rendah aja deh dibanding-bandingkan. Diumur 22 tahun ini gua merasakan tekanan yang amat sangat berat banget. No support. Cuma bisa nangis disetiap sholat (gua lupa kalau nangis ketika sholat, sholatnya batal atau ngga, ntar gua baca lagi deh, tapi sepengetahuan yang gua baca itu “ngga batal”, mari baca lagi) minta kekuatan sama pencipta semesta, sering banget doa minta dikuatin sama Allah dalam hal “hati”. Minta ditenangin sama Allah, ah aku terlalu banyak meminta.

Mari kita buat kesimpulan.

Menurut gua dari 9 pernyataan hanya 4 yang memenuhi, mengindikasikan gua ngga sensitif akan tetapi mencapai ambang batas. Ibaratnya tunggul anti sensitif gua mau pecah. Gimana ngga pecah coba setiap hari gua dihadapkan dengan masalah yang luar biasa menjengkelkan. Ketika diam makin menjadi, ketika bersuara malah bertambah parah.


Comments

Popular posts from this blog

Cuap-Cuap #17 : It’s All About Him.

Cuap-Cuap #16 : Menikah?

Cuap-cuap #13 : Tagar Tenyearschallenge & Salah Jurusan?