Cuap-Cuap #17 : It’s All About Him.


It's so hard to lose you, my baby


Hari ini, tepatnya Jum’at 8 Maret 2019, aku mengalami suatu kejadian yang mengguncang dan menusuk hati hingga ke ulu. Kucing kesayanganku hari ini meninggal dunia. Innalillahi Wa inna ilaihi roji'un.

Mungkin kalian berpikir, “Lebay banget sih. Yaelah kucing doang yang mati, beli baru kan bisa. Cari yang lebih cakep”.
No Way.

Love you the most poy

Dia baik. Baik banget. Dia ngga rewel. Dia patuh. Dia segalanya.

It’s my fault. Aku ngga bisa nyalahin orang lain.

Tadi malem, aku emang niat bawa dia kedalam mobil tapi ngga dikasih. Andai aja tadi malem aku sedikit berkeras hati buat masukin dia kedalam mobil, mungkin dia ngga bakal mati. Aku ingat. Dia didepan garasi. Ingat. 

Andai aja tadi malem aku teriak sedikit keras dan turun dari mobil mungkin kakinya ngga bakal kena ban mobil (mungkin, tapi dia ngga teriak). Tapi aku ngga tau dia mati karena ditabrak atau ngga. Soalnya aku langsung ngecek kebawah mobil dan nothing. Dia ngga ada disitu. Andai aja tadi malem aku bawa dia masuk kedalam rumah, mungkin dia ngga bakal ninggalin aku. It’s my fault. It’s all my fault. Aku nggabisa nyalahin siapa-siapa. I’m really sorry Poy.

Popoy's first selfie

Ngga bakal ada lagi kegiatan kegiatan menyenangkan bareng dia.
1.        Dia yang pagi-pagi subuh (4.30 AM) udah meong-meong dijendela kamar minta masuk (iya, dia ngga dibolehin tinggal didalam rumah), karena lampu kamar udah aku nyalain di jam segitu.
2.        Dia yang selalu duduk disajadah sewaktu aku sholat (pas dikaki ku).
3.        Dia yang tiap pagi selalu kedapur, mantengin kesibukan kami semua tanpa meong-meong.


Love your tiny cute eyes

4.        Dia yang selalu nemenin aku kalau lagi bersih-bersih didepan rumah tiap pagi. Literally tiap pagi. Yang ngajak main pake pel-pel an. Yang ngajak kejar-kejaran. Yang diajak ke kedai mau aja (tiap ditengah jalan ke warung pasti selalu meong-meong karena dia nyangka bakalan dibuang)
5.        Dia yang tiap siang selalu kedapur lagi buat meong-meong.
6.        Dia yang tiap sore masuk kekamar lagi buat bobo manja. Di kamar dan bantal aku. Kadang dilaptop aku.
I don't know, how to stop missing you

7.    Dia yang selalu mau diajak main kejar-kejaran. Ngga teritung udah berapa kali dia gigit kakiku.
8.        Dia yang tiap malem selalu duduk diteras. Jagain pintu.
9.        Dia yang tiap malem aku cariin kumbang, buat makan.
10.     Dia yang selalu dateng tiap aku panggil namanya “popoy”. Like Everytime, everywhere.
 
I know, how silly i am

Dan sekarang, dia udah ngga ada. Ditinggal pas lagi sayang-sayangnya emang sesakit ini (lebih parah daripada patah hati).  Yang lagi aktif-aktifnya. Yang masih kecil tapi udah pergi aja. yang anak yatim piatu (karena dibuang orang). Love you poy. Semoga kita ketemu di Jannah Allah ya poy. Wait for me. Miss you.

Gonna miss you baby


Lesson for today : Jangan terlalu sayang, ketika kehilangan maka akan sangat menderita. Baik.



Comments

  1. Turut merasakan.

    Persis sebulan lalu (jum'at pula), hal yang sama menimpa kucing yang katanya dipelihara orang rumah.

    Bedanya, kucing di rumah (sebut saja Zaitun) mengalami keracunan makanan (diduga kuat akibat memakan tikus yang keracunan sebelumnya) dua hari sebelum kematiannya.

    Belakangan, Zaitun seperti kehilangan selera makannya-yang padahal setiap kali ia mampir ke kamarku-ia langsung mengeong tanda menginginkan yang tengah aku makan; terlihat lebih malas dari biasanya (bahkan terlihat bosan hidup).

    Pada jum'at pagi, ia muntah-muntah di loteng dekat kamarku. Spontan aku usap punggungnya dengan niat membantu mengeluarkan isi perut yang mungkin ingin dibuangnya, lalu memberitahu hal tersebut kepada yang mengaku memeliharanya-yang setelahnya dikira Zaitun tengah hamil, aku yang mengiyakan dugaan itu pun jadi membiarkan Zaitun-walau sempat memberinya sosis setelah melihat ia terlihat begitu lemas (namun tidak dimakannya).

    Setelah ia kutinggal pergi beberapa jam, tubuhnya sudah kaku dengan mulutnya yang mengeluarkan busa, dan ternyata sudah tak ada tanda-tanda hidup. Ya, kucing yang dinamai Zaitun oleh (yang mengaku) pemiliknya mati di kamarku.


    Catatan: Aku tidak merasa sedih atas kematian kucing tersebut. Hanya saja, aku geram dengan orang yang mengaku-ngaku memelihara hewan namun malah mengabaikan (apalagi merenggut kebebasan hewan seperti mengandanginya, dsb.).

    Ngomong-ngomong, biasanya kucing akan mencari tempat yang tidak akan ditemui (sepi) oleh pemiliknya ketika dekat ajalnya. Sebegitu sepinya kamarku kah, sampai-sampai ia mati di sana. Haha.

    ReplyDelete
  2. Hai kak terima kasih, diksinya bagus banget, tampaknya saya harus belajar nih. Btw saya ngakak baca paragraf terakhir :)

    ReplyDelete
  3. Haha, Nona bisa saja. Justru saya yang tengah belajar dari Nona. Soal paragraf terakhir, memang niat awalnya ingin menyampaikan itu, hehe.

    ReplyDelete
  4. Haha diksi tulisan ini dan sebelumnya masih kacau kak. Bahkan komentar dari Kak Khrisna Pabichara (kompetisi blog Nodi) bilang begitu. apa bener gitu kak? tapi kucing saya matinya deket saya kak

    ReplyDelete
  5. Oalah, iya beliau (Khrisna Pabichara) teliti banget, hehe. Hmm, kalau boleh ngasih masukan (contohnya tulisan ini), sepintas ada penggunaan kata "ke" yang seharusnya dipisah.

    Ya, itu kan kecelakaan. :'D

    ReplyDelete
  6. Begitu ya kak. Baik, terima kasih atas masukannya kak.


    Sebenernya penyebab kematian masih belum jelas kak. tapi dugaan kuat emang kecelakaan :(

    ReplyDelete
  7. Ya gitu, perihal penggunaan partikel memang sering bikin bingung. :D

    Panggil detektif, haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi rada kaku jeung kagok euy mun di kolom komentar kudu make bahasa "yang baik dan benar", haha.

      Delete
    2. Haha, iya kak rada kaku yak :D. Btw saya nungguin update an dari blog kitaberkisah kak :)

      Delete
    3. Oalah, ada yang nunggu juga ternyata, hehe.

      Delete
    4. Sepertinya bakal jadi blog kegalauan kalau yanh itu, haha. :D

      Delete
    5. Haha, semua orang punya hak menulis apapun itu kak selagi ngga merugikan org lain. Saya suka pemaparan alurnya, ngalir.

      Delete
    6. Itu tuh cerita yang memang pernah saya alami (duh ketauan :'D) jadi ngalir.

      Entah kalau nulis fiktif.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cuap-Cuap #16 : Menikah?

Cuap-Cuap #4 : Merindu dosa?